Won9keluD WaP
Wape petani lereng Kelud

( Won9keluD WaP ) Kediri - Sedikitnya 30 massa dari sopir truk dan penambang pasir manual ini meluruk rumah Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan atau LMDH Satak, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Mereka menuntut tambang pasir mekanik di lahar Gunung Kelud dibuka kembali.

Sejak tambang pasir gunung kelud di desa satak ditutup, para sopir dan penambang kehilangan pekerjaannya. Massa menuding LMDH Satak menjadi penyebab penutupan tambang oleh pemerintah, akibat menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran, beberapa waktu lalu. Koordinator aksi Suwaji mengaku, kedatangan mereka hanya untuk mendapatkan pekerjaan kembali.

Mereka minta pihak LMDH mendesak pihak-pihak terkait untuk membuka kembali pertambangan pasir secara mekanik. Pasalnya, penambangan secara manual, justru mendapatkan intimidasi dari pihak tertentu.

“Saya minta pertanggung jawabannya, kami tetap kecewa dengan jawaban mereka. Dan akan dimusyawarahkan kembali dikesempatan berikutnya. Kami belum bekerja sama sekali, setelah tambang pasir itu ditutup. Bekerja secara manual pun kami diintimidasi,” terang Suwaji, Selasa (16/6/2015).

Menurutnya, ada seseorang mengendarai sepeda motor Yamaha Vixion yang menghadang dan menghentikan truk milik mereka ketika memuat pasir dari tambang manual. Pengendara tersebut mengatasnamakan pihak tertentu. Oleh karena itu, mereka meminta supaya tambang dibuka kembali.

“Mobil saya dihadang, orangnya pakai sepeda motor dan mengatasnamakan siapa gitu. Ini murni keinginan kami gabungan dari sopir dan pekerja manual untuk mendapatkan pekerjaan kembali. Kami ini juga warga Desa Ringinbagus, Satak, Jambean, Manggis yang ada di wilayah sini,” ungkap Suwarji.

Pihak LMDH dan masyarakat setempat yang menemui para sopir dan pekerja manual itu. Namun mereka mengaku, tidak memiliki wewenang untuk membuka kembali tambang yang telah ditutup oleh pemerintah.

“Meminta supaya proyek itu dilaksanakan, entah siapa yang membuka kembali, yang penting mereka bisa bekerja. Kalau kami diminta untuk membuka proyek, apa kewenangan kami. Saran kami agar permasalahan ini diselesaikan secara duduk bersama,” kata Ketua LMDH Satak Eko Cahyono.

LMDH dan masyarakat setempat sangat mendukung apabila penambangan dilakukan secara manual. Dia juga menjamin tidak ada pihak-pihak tertentu yang mengintimidasi para penambang pasir manual. Oleh karena itu, LMDH mensinyalir ada kelompok yang sengaja menunggangi dari aksi para sopir dan penambang itu.

“Yang kesini tadi kelihatannya ada yang menunggangi, karena yang sesuai pengamatan saya, sopir yang biasanya beroperasi tidak lebih dari 15 truk. Tetapi yang datang kemari sekitar 30 orang,” beber Eko Karena tidak mendapat jawaban yang memuaskan, massa akhirnya membubarkan diri.

Mereka mengaku kecewa karena sebagian pekerja tambang dan sopir yang kehilangan pekerjaan tersebut berasal dari warga setempat yang ingin mencari nafkah untuk keluarganya. Untuk diketahui, tambang pasir lahar Gunung Kelud di Desa Satak telah ditutup oleh pemerintah daerah Kabupaten Kediri, paska didemo oleh warga setempat.

Pasalnya, tambang pasir mekanik dengan alat berat tersebut tidak berizin dan merusak lingkungan. Selain itu, penambang dari luar daerah tidak pernah memberikan kontribusi kepada desa. [nng/kun]