ilustrasi Turis pada perayaan HUT KOTA
YOGYAKARTA. 7
Oktober 2010.
JOGJA JAVA
CARNIVAL,
Celebration of
Cultural Unity.
sumber img
BLITAR ; ( Won9keluD WaP ) -
Meski lokasinya di daerah
pelosok atau tepatnya di
lereng Gunung Kelud, namun
SDN Gadungan 03, Kecamaatan
Gandusari, Kabupaten Blitar,
Jawa Timur ini mendapat
kunjungan tamu istimewa, Rabu
(22/4/2015).
SDN Gedangan 03 dikunjungi,
Mark Heyward, Koordinator
United States Agency for
International Development
(USAID) prioritas Jawa Timur.
Ia sengaja datang ke sekolah
yang terpencil dengan jumlah
murid yang sedikit.
Kebetulan
di sekolah SDN yang berjarak
dengan kawah Gunung Kelud
hanya 5 Km itu, cuma memiliki
38 siswa mulai kelas 1 sampai
6. Itu diajar oleh tiga guru.
Di sekolah yang memiliki tiga
ruang kelas itu, Mark tak
hanya sekadar berkunjung.
Namun, bule asal Autralia itu,
menjadi guru dan membagikan
ilmunya ke para siswa dan
guru. Meski hanya sebentar
mengajar kepada siswa siswi
SDN 03 .
Namun sebelum masuk ke ruang
kelas, ia terlebih dulu ikut
belajar menari para sisw
yang diajarkan oleh Suyadi
Spd, kepala UPTD Diknas
Kecamatan Gandusari.
Karena baru pertama mengenal
tarian Sandur, gerakan Mark
sering salah.
Sehabis ikut belajar menari,
Mark masuk ruang kelas dan
mengajar siswa kelas 1 dan 2,
yang digabung jadi satu kelas.
Ia mengajarkan cara mengenali
benda dan bentuknya yang ada
di ruang kelas. Misalnya,
papan tulis, menurutnya, itu
bentuknya seperti apa?
"Lonjong, bulat atau segi
empat," ujar Mark yang belum
begitu fasih bahasa Indonesia.
Pertanyaan dia, langsung
direspons para siswa dengan
mengangkat jari telunjuk.
Begitu dijawab benar oleh
para siswa, Mark memberikan
pujian.
"Pintar kalian, dan cukup
berani, walaupun yang
mengajar orang asing. Mengapa
kalian, saya beri pelajaran
seperti tadi, supaya kalian
bisa mengenali apa yang di
sekitar kita," paparnya.
Setelah jadi guru sebentar, ia
berjalan mengecek lingkungan
sekolah, seperti tempat
sampah, kamar mandi, tempat
ibadah, yang masih memakai
ruangan guru.
"Fasilitas di sini, yang
kurang akan kami usahakan
bantuan ke Australia,"
ujarnya.
Ditanya, mengapa kok
mengunjungi sekolah yang
terpencil? Ia mengaku karena
biasanya sekolah yang jauh
dari perkotaan itu kurang
mendapat perhatian
pemerintah.
Terutama soal fasilitas
pendidikan, sehingga membuat
minat belajar para siswa akan
berkurang, bahkan ketinggalan
dengan siswa perkotaan.
Karena itu, ia memberikan
trainner pada guru di sekolah
itu, terkait metode belajar
yang praktis, dan
menyenangkan pada siswanya.
Itu dikenal dengan metode
pembelajaran kelas rangkap
(PKR) atau disebut multi
grade.
Itu cocok buat sekolah
terpencil, yang biasanya
gurunya cukup sedikit
termasuk ruang kelasnya juga
terbatas.
"Sistem belajar ini cukup
praktis karena antarkelas
bisa digabung. Yakni, siswa
kelas 1 bisa dimerger dengan
siswa kelas 2, siswa kelas 3
bisa digabung dengan siswa
kelas 4, dan siswa kelas 5 bisa
digabung dengan siswa kelas 6."
Menurutnya, cara
pembelajarannya bisa dibuat
seperti belajar kelompok.
Yakni, antara siswa kelas 1
dan siswa kelas 2, dipisahkan
dalam satu ruangan kelas itu.
Oleh : Imam Taufiq
Red : Edy Won9kelud
Sumber : suryamalang.tribunnews.com
Just wanna say "thank you" for your earlier cogrvaee on BjToto. Bought in late at 4.96 but still manage a gain.Missed out on Pelikan.Gain on yr much earlier cogrvaee on "cash cows (cash per share)" counters.Appreciates all your insights/efforts.