- Buku tamu
- Download Youtube GRATIS
- Tentang situs
- Tentang kelud
- Shorten Url
- Download
- Profile Mau uang mengucur
dari internet?..Buruan daftar...
Lumayan buat tambah penghasilan..
Buruan daftar sekarang juga..
Situs ini di biayai oleh
Adsense Indonesia,mygama
SITI,situs ini bertujuan
untuk mempermudah mencari
kabar berita dan
aktifitas terbaru Gunung Kelud
Gunung kelud (sering disalahtuliskan menjadi Kelut yang berarti "sapu" dalam bahasa Jawa; dalam bahasa Belanda disebut Klut, Cloot, Kloet, atau Kloete) adalah sebuah gunung berapi di Provinsi Jawa Timur ...read more
Posted in Won9keluD WaP by Admin on , 20 November 2012
Posted in Won9kelud Wap by Admin on 20 Maret 2015
Ketika Gunung Kelud meletus dengansangat dahsyat pada tanggal 13Pebruari 2014, tentu saja membawadampak bagi seluruh daerahsekitarnya. Termasuk para siswa diKabupaten Kediri yang sekolahnyaberada di lereng gunung berapi aktifini. Pemerintah Provinsi Jawa Timur, menetapkannya letusan Gunung Kelud sebagai Bencana Provinsi dan memberikan bantuan uang tunai, kepada para siswa terdampak bencana sebesar Rp. 1 juta per siswa. Namun tragisnya, duit itu disunat dengan berbagai dalih oleh oknum-oknum Kepala Sekolah dan para gurunya.
Kediri – Ketika Tabloid Sergap melakukan konfirmasi, setelah mendapat informasi dari masyarakat tentang pemotongan Dana Bantuan Bencana Alam akibat Letusan Gunung Kelud (Bansos) ini, para Kepala Sekolah terkait, sudah memperlihatkan sikap tertutup. Para pejabat pendidikan ini menolak untuk menjelaskan proses penyaluran uang milik rakyat itu, seakan-akan duit itu milik nenek moyangnya.
Kepala Sekolah mengaku wartawan
Bahkan, Kepala Sekolah SDN Sepawon I,
Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten
Kediri yang bernama Basori, SPd dengan
arogan menolak untuk berkomentar dan
mengaku bahwa dirinya seorang
wartawan. “Saya juga seorang wartawan,
mas”, katanya dengan nada ketus, tanpa
menunjukkan kartu persnya.
Selanjutnya, Basori membantah telah
terjadi pemotongan dana Bansos di
sekolahnya. “Itu semua tidak benar,”
kata Basori masih dengan suara
ketusnya.
Setali tiga uang yang dilakukan oleh
para kepala sekolah lainnya. Seakan
sikap menolak/merahasiakan segala
data tentang Bansos ini, merupakan
sikap bersama yang sudah disepakati
sebelumnya.
Semua tutup mulut
Seperti yang terjadi di SDN Sugihwaras
II, Kepala Sekolah Wiji Rohayati, SPd
tak bersedia bicara sepatah katapun
tentang uang negara yang berupa dana
bencana alam itu. “Saya sedang repot,
banyak kegiatan,” katanya sambil
berlalu.
Demikian pula yang terjadi di ketika
Tabloid Sergap mencoba konfirmasi ke
SDN Satak II, Kecamatan Puncu, SDN
Satak I, Kecamatan Puncu, SDN Sepawon
I, Kecamatan Plosoklaten, SDN Kebonrejo
I, Kecamatan Kepung, SDN Besowo II,
Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri.
Semua kepala sekolah tersebut di atas,
tidak bersedia menjelaskan tentang
penyaluran dana Bansos di sekolahnya,
yang bertujuan untuk meringankan
beban hidup korban bencana letusan
Gunung Kelud itu.
Demikian pula yang terjadi di SDN
Sempu II, Kecamatan Ngancar,
Kabupaten Kediri. Kepala Sekolah Tutut
Indiarto, SPd, juga menolak untuk
ditemui. Namun Ketua Komite Sekolah,
Sutaji membenarkan bahwa di SDN Sempu
II yang muridnya 110 siswa dan
mendapatkan Bantuan Bencana Alam
sebesar Rp. 1 juta per siswa.
Tentang pemotongan, Sutaji juga
membenarkan bahwa ada pemotongan
terhadap uang Rp 1 juta tersebut,
dengan rincian sebagai biaya buka
rekening Rp. 100.000,-, biaya
administrasi Rp. 50.000, dan dipotong
lagi untuk diberikan kepada Kelas 1
yang belum masuk dalam data Rp.
50.000,-. “Itu kebijakan sekolah
bersama komite, ” kata Sutaji
menjelaskan.
Dikpora juga tutup mulut
Dikarenakan gelap-gulitanya proses
penyaluran Bansos tersebut, maka
Tabloid Sergap mencoba untuk bertanya
kepada Kepala Dinas Pendidikan Pemuda
dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten
Kediri, Drs. Djoko Pitojo, MPd, sebagai
penanggungjawab bidang pendidikan di
wilayah Kabupaten Kediri.
Untuk menjaga etika dan akurasi
pertanyaan, maka Tabloid Sergap
berkirim secara tertulis daftar
pertanyaan terkait dengan dugaan
maraknya pemotongan dana bantuan
bencana alam di sekolah-sekolah di
Kabupaten Kediri tersebut.
Surat konfirmasi bernomor : 132.29/Sgp/
XI/2014, dengan lampiran 1 (satu)
lembar, tertanggal 25 Nopember 2014
tersebut, hari itu juga sudah diterima
oleh staf Dikpora bernama Saroni.
Namun sampai dengan berita ini ditulis,
belum ada jawaban terhadap surat
konfirmasi tersebut.
Isi surat konfirmasi tersebut antara
lain adalah :
Terkait dengan pembagian Bantuan
Sosial sebesar Rp. 1 juta/siswa Sekolah
Dasar Terdampak Letusan Gunung Kelud,
kami menemukan indikasi penyelewengan
dalam proses pembagiannya, sehingga
patut diduga telah terjadi kerugian
terhadap keuangan negara dan
kerugian pula bagi siswa penerima
bantuan tersebut, di beberapa Sekolah
Dasar Negeri, antara lain
1. SDN Sugihwaras II, Kecamatan
Ngancar, Kabupaten Kediri. Di
sekolah milik negara ini, tiap
siswanya hanya menerima Rp.
750.000,-. Dipotong oleh sekolah
yang bersangkutan dengan
rincian sbb : Dipertinggal Rp.
100.000,- dalam rekening,
administrasi 40.000,-, sisanya Rp.
110.000,- untuk biaya membangun
pagar sekolah.
2. SDN Sempu II, Kecamatan Ngancar,
Kabupaten Kediri. Di sekolah
milik negara ini, tiap siswanya
hanya menerima Rp. 700.000,-
Dipertinggal di rekening siswa
Rp. 100.000,- Administrasi Rp.
50.000,- Diberikan kepada siswa
Kelas 1 Rp. 50.000/ siswa. Sisanya
Rp. 150.000,- untuk pembangunan
pagar sekolah.
3. SDN Satak II, Kecamatan Puncu,
Kabupaten Kediri. Di sekolah
milik negara ini, tiap siswanya
hanya menerima Rp. 690.000,-.
Dipotong oleh sekolah yang
bersangkutan dengan rincian
sbb : Dipertinggal Rp. 100.000,-
dalam rekening, sisanya Rp.
210.000,- untuk biaya perbaikan
kantor dan pembelian kursi kerja
kepala sekolah.
4. SDN Satak I, Kecamatan Puncu,
Kabupaten Kediri. Di sekolah
milik negara ini, tiap siswanya
hanya menerima Rp. 800.000,-.
Dipotong oleh sekolah yang
bersangkutan dengan rincian
sbb : Dipertinggal Rp. 100.000,-
dalam rekening, sisanya Rp.
100.000,- untuk biaya
administrasi dan
pembangunan. Bahkan beberapa
hari kemudian saldo Rp. 100.000,-
disuruh oleh guru masing-masing
untuk diambil di bank dan diminta
Rp. 15.000,- per anak oleh guru
masing-masing.
5. SDN Sepawon I, Kecamatan
Plosoklaten, Kabupaten Kediri. Di
sekolah milik negara ini, tiap
siswanya hanya menerima Rp.
675.000,-. Dipotong oleh sekolah
yang bersangkutan dengan
rincian sbb : Dipertinggal Rp.
100.000,-, administrasi Rp.
50.000, uang seragam siswa Rp.
100.000,-, dan Rp. 75.000,- untuk
pembangunan.
6. SDN Kebonrejo I, Kecamatan
Kepung, Kabupaten Kediri. Di
sekolah milik negara ini, tiap
siswanya hanya menerima Rp.
850.000,-. Dipotong oleh sekolah
yang bersangkutan dengan
rincian sbb : Dipertinggal Rp.
100.000,-, administrasi Rp.
50.000,-
7. SDN Besowo II, Kecamatan Kepung,
Kabupaten Kediri. Di sekolah
milik negara ini, tiap siswanya
hanya menerima Rp. 750.000,-.
Dipotong oleh sekolah yang
bersangkutan dengan rincian
sbb : Dipertinggal Rp. 100.000,-,
administrasi Rp. 50.000,- sisanya
untuk kepentingan sekolah.
Informasi yang masuk di redaksi,
sebenarnya masih ada SD Negeri yang
juga menerima bantuan sejenis.
Dalam kedudukan Dikpora sebagai
penanggungjawab SD-SD tersebut di
atas, maka ada beberapa hal yang perlu
kami konfirmasikan, sbb:
Empat pertanyaan tersebut tak kunjung mendapatkan jawabannya.
Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional mengajarkan
Pasang Won9keluD WaP di android anda,agar kemudahan mendapat kan berita tentang aktifitas sekitar gunung Kelud di genggaman..
" - pasang sekarang gratis. " perangkat lunak funny photo menawarkan satu set lengkap lanjutan alat editing gambar secara gratis ber format sis dan java." - Dapatkan sekarang gratis