Won9keluD WaP
Wape petani lereng Kelud

Minggu, 9 Maret 2014 18:29

surya/imam taufik Pengunjung penasaran pasca-Kelud meletus

BLITAR - Ratusan wisatawan memenuhi lereng Gunung Kelud, yang berada di Dusun Kaliputih, Desa Karangrejo, Kecamatan Garum, Kab Blitar. Mereka mulai berdatangan Minggu (9/3/2014) pagi dan baru terlihat balik sekitar pukul 17.00 WIB.

Mereka mengaku penasaran karena ingin melihat Gunung Kelud sehabis meletus pada Kamis (13/2) malam lalu. Terutama, ingin melihat kawah dan aliran lahar, yang mengalir melalui Sungai Kaliputih, yang hanya berjarak sekitar 2 km dari kawah Gunung Kelud.

Kebanyakan mereka berasal dari luar Blitar, seperti Malang, Trenggalek, Surabaya. "Kami sebenarnya ingin melihat kawah melalui Kediri. Namun, oleh petugas dilarang karena dianggap masih rawan.

Karena itu, kami memilihnya melalui jalur Blitar saja," kata Suyitno (40), warga Pare, Kediri. Lokasi yang jadi jujukan wisatan itu berada di aliran sungai Kaliputih, yang airnya tinggal setumit.

Selebihnya, dipenuhi bebatuan bekas letusan Gunung Kelud. Karena lokasinya luas, sehingga mampu menampung ratusan wisatawan. Bahkan, segala mobil, tak hanya jenis jeep langsung bisa masuk ke lokasi sungai tersebut.

Namun demikian, khawatir terjadi sesuatu yang tak diinginkan, seperti mendadak hujan deras sehingga jumlah wisatawan dibatasi. Sebab, itu dikhawatirkan, munculnya lahar dingin bersamaan aliran sungai tersebut.

"Kami mengerahkan petugas di lokasi. Sebab, lokasi yang jadi jujugkan pengunjung itu masuk zona terlarang sehingga selalu kami antisipasi. Terutama, bila ada hujan deras sehingga lokasi itu harus dikosongkan," kata AKP Sudarto, Kapolsek Garum, Minggu (9/3).

Praktis kedatangan wisatawan dadakan itu jadi berkah tersendiri bagi penduduk setempat. Mulai jualan makanan, sampai tukang parkir.

"Dulu, tempat ini jarang dilewati apalagi disinggahi pengunjung seperti sekarang ini. Namun, sekarang mendadak jadi lokasi wisata. Seperti kami ini ketiban rejeki dengan jadi tukang parkir," ujar Supriono (32), warga dusun setempat.

Dalam sehari, Supriono mengaku mendapatkan penghasilan sekitar Rp 250.000. Itu hanya dibagi berdua. Padahal, papar dia, di tempat itu ada sekitar enam lokasi parkir, dengan rata-rata pendapatannya sama.