Won9kelud - Hujan yang mulai turun di puncak Gunung Kelud mengundang
kekhawatiran terhadap datangnya banjir lahar dingin. Meskipun belum sampai pada
level berbahaya, harus disiapkan langkah antisipasi sedini mungkin.
Pesan penting tersebut disampaikan oleh Dariyanto, aktivis Komunitas Jangkane
Redi Kelud (Jangkar Kelud) Blitar kepada BLITARTIMES , Sabtu (28/11/2015). Menurut
Dariyanto, saat ini sudah muncul tanda-tanda adanya material deposit yang terbawa
oleh aliran sungai di lereng Kelud.
“Betul, air di Sungai Putih sudah berwarna coklat kehitaman setelah hujan
kemarin. Itu berarti, ada sedimen sisa letusan Kelud kemarin yang terbawa turun,”
kata Dariyanto.
Dari data yang dihimpun BLITARTIMES , saat ini terdapat sekitar 50 juta meter kubik
material deposit letusan yang terdapat disekitar puncak Kelud. Sewaktu-waktu,
material deposit itu bisa menjadi banjir lahar melewati sungai-sungai yang berhulu
di puncak Kelud, yakni Sungai Badak, Sungai Putih, Sungai Soso, dan Sungai Jari.
“Oleh karena itu, saya berharap Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Blitar segera melakukan langkah antisipasi tanggap bencana. Sosialisasi
kewaspadaan bencana harus dilakukan oleh BPBD, khususnya terhadap sekitar 30
desa yang diperkirakan terkena dampak banjir lahar dingin,” pinta Dariyanto.
Menurut Dariyanto, akan lebih baik jika BPBD Kabupaten Blitar dapat menjalin
kerjasama dengan desa-desa potensi terdampak tersebut.
Adanya kerjasama dengan
pemerintah desa, tambah Dariyanto, akan menjadikan kesiapsiagaan penanggulangan
bencana lebih optimal dan efektif. (*)