KEDIRI ( Won9keluD WaP ) - Masyarakat
yang tinggal di sekitar kawasan
tambang pasir lahar Gunung Kelud
Desa Satak, Kecamatan Puncu,
Kabupaten Kediri, Jawa Timur kini
tengah dilanda keresahan.
Hal itu
terjadi, paska aksi penutupan
tambang, saat ini justru muncul
puluhan orang tidak dikenal menjaga
lokasi tambang.
Puluhan orang penjaga tersebut
ditengarai adalah para preman yang
sengaja di sewa oleh penambang.
Mereka berasal dari warga
masyarakat yang berasal dari luar
desa setempat.
"Sekarang ini warga resah, karena
banyak orang-orang sewaan disana
(lokasi tambang, red).
Kami juga tidak
tahu maksud mereka disana apa.
Padahal masyarakat sendiri tidak
ada masalah apa-apa," kata Eko
Cahyono, Ketua Lembaga Masyarakat
Desa Hutan (LMDH) Satak, Rabu
(03/6/2015).
Masih kata Eko, masyarakat
bersyukur karena paska aksi
penutupan paksa, kini tambang galian
C tersebut sudah tidak beroperasi.
Sebanyak enam mesin berat sudah
keluar dari lokasi tambang. Namun
demikian, lokasi tersebut kini di jaga
oleh puluhan 'preman' .
"Alhamdulillah mas, setelah aksi
kemarin, tambang sudah tidak
beroperasi lagi. Karena memang
tambang tersebut tidak berizin.
Selain itu, tidak pernah ada
kompensasi baik ke masyarakat
maupun pendapatan ke pemerintah
daerah," imbuh Eko, yang juga
menjadi koordinator lapangan dalam
aksi penutupan kemarin.
Diberitakan sebelumnya, ratusan
warga Desa Satak melakukan aksi
penutupan paksa tambang pasir di
aliran lahar Gunung Kelud. Pasalnya,
pertambangan tersebut tidak berizin
dan merusak fasilitas jalan maupun
tanaman milik masyarakat.
Untuk diketahui, tambang pasir bekas
material letusan Gunung Kelud sudah
berlangsung selama 6 bulan.
Penambang berasal dari wilayah
Kabupaten Blitar, dengan pelaksana
oknum perangkat Desa Satak bernama
Harnowo. Omset tambang tersebut
dipastikan mencapai puluhan juta
rupiah perharinya. [nng/but]